Perihal soal hati, aku bukan orang yang mudah sekali jatuh cinta
bukan pula orang yang dengan mudahnya mengubah soal rasa
jika sudah ada satu nama tertulis didalam dada
sangat sulit sekali bagiku untuk menghapusnya
Masih teringat jelas tentang taman kota kilisuci yang menjadi saksi
disaat kita sama-sama menabur cinta dikala bulan purnama
seketika suasana menjadi sunyi ketika saling mengikat janji
untuk tetap selalu bersama melewati segala rintangan yang ada
Ketika malam datang, bayangmu selalu saja menghantui
membuatku semakin rindu akan dirimu yang dulu pernah ku cintai
seketika aku pun bertanya apakah kamu merasakan hal yang sama?
atau hanya aku saja yang merasakan yang kian malam semakin larut dalam lamunan
Lesung pipimu menumbuhkan senyuman manis yang masih ku ingat jelas sampai saat ini
tak lupa baju hitam pekatmu merupakan ciri khas dalam berpakaianmu
sehelai rambut panjang mu yang sengaja tak kau urai
membuatku kala itu kian betah larut dalam memandangmu
Namun sayang, waktu kian semakin cepat berlalu melewati masa-masa itu
dan dirimu memutuskan untuk pergi tuk kembali ke kota asalmu
selepas kepergianmu membuatku kian merasa tak pantas untuk dicintai
meski aku merasa sudah berusaha menjadi seseorang yang pantas untuk di cintai
Entahlah, mungkin seharusnya aku tidak menaruh rasa padamu sejak awal bertemu
yang pada akhirnya kita sama-sama saling melukai
kepergianmu waktu itu sungguh membuatku amat sangat pilu
perasaan kecewa ialah satu-satunya alasan yang membuatku merasa lebih baik memilih untuk sendiri sampai saat ini
Puisi By: Dian salosa
0 Comments