Aku sedang meramu kepahitan
di dalam kotak yang amat besar
sementara keadaan di luar
hujan yang kian terus saja menggerus perjalanan
Mengasingkan kenangan-kenangan
yang belum sempat tumbuh di antara langkah kita
tak lupa di sertai lalulalang kecemasan
terbaca jelas dalam daftar tamu undangan
Banyak luka-luka yang menyembunyikan kesedihan
bertumpuk didalam dadaku dan hujan
yang kian semakin menusuk membuatku terkapar
dengan penampilan wajah palsuku ku mencoba untuk tetap tegar
Arghh...
kepahitan itu telah mengalir di setiap kata
yang ku tulis di lembar-lembar hambar
menyisakan duka nestapa bersama rintihan hujan
Kecemasan demi kecemasan seakan membungkam
tumbuh menjadi kekecewaan yang mendalam
puisi demi puisi yang menetes semakin deras
hingga membuat mataku terpejam
Tak lagi mampu menyaksikan sebuah perayaan
di tempatmu bersanding kursi pelaminan
aku basah oleh puisi-puisi ku sendiri
tentang luka yang terjadi
Di seluruh malam bersama rintihan hujan
Ku tenggak habis seluruh kesedihan
lalu ku tinggalkan separuh kenangan-kenangan
bersama hajatan dan hujatan
Tanah yang masih begitu basah
disertai hujan yang sudah mulai mereda
namun masih menyisakan gerimis dan kenangan manis yang tragis
membuatku benar-benar terluka sehingga tak mampu lagi untuk menahan tangis
Puisi By: Dian salosa

0 Comments